CERENTI — Aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) atau yang lebih dikenal dengan sebutan dompeng, semakin marak di wilayah hukum Polsek Cerenti, jajaran Polres Kuantan Singingi (Kuansing). Ironisnya, aktivitas yang jelas-jelas melanggar hukum itu seolah dibiarkan begitu saja tanpa ada tindakan berarti dari aparat penegak hukum (APH).
Pantauan di lapangan, puluhan bahkan ratusan rakit dompeng berjejer di sejumlah titik sepanjang Sungai Kuantan. Di antaranya, sekitar 68 rakit PETI di Desa Pulau Bayur, lebih dari 30 rakit di Desa Teluk Pauh, dan di wilayah Kecamatan Inuman, aktivitas serupa juga masih terlihat berlangsung bebas.
Seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengaku heran dengan kondisi tersebut.
“Rakit-rakit PETI ini sudah berbulan-bulan jalan terus, bahkan makin banyak jumlahnya. Tidak ada tindakan apa pun dari aparat. Jadi timbul pertanyaan di masyarakat, apakah pihak kepolisian benar-benar tidak mampu membasmi, atau jangan-jangan sudah ada permainan di balik ini,” ucapnya dengan nada kesal, Kamis (25/9/2025).
Masyarakat menilai, aparat penegak hukum (APH) seakan tutup mata terhadap aktivitas ilegal yang merusak lingkungan dan mengancam ekosistem Sungai Kuantan itu. Padahal, sebelumnya Wakapolda Riau, Brigjen Pol Jossy Kusumo, pernah menegaskan bahwa pihaknya akan menindak tegas pelaku PETI, bukan hanya saat momen tertentu seperti perhelatan Pacu Jalur pada Agustus 2025 lalu.
Namun, janji itu kini dianggap sekadar omong kosong belaka.
“Waktu itu katanya mau ditindak tegas. Faktanya, sekarang malah makin marak. Kalau pun ada penindakan, bukan di titik yang rawan atau yang ramai aktivitas dompengnya. Jadi sama saja PHP (Pemberi Harapan Palsu),” sambung warga tersebut.
Masyarakat berharap aparat benar-benar serius dalam memberantas PETI, bukan hanya sebatas wacana. Sebab, selain merusak lingkungan dan mengancam keberlangsungan Sungai Kuantan, aktivitas PETI juga menimbulkan keresahan sosial karena dilakukan secara terang-terangan tanpa takut hukum.
